FREE HOSTING

Web Hosting

Pages

ESENSI ISLAM. Powered by Blogger.

Thursday, May 19, 2016

Memahami Syirik


Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.

(Q.S. 31: Lukman : 13)
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Sesuai dengan ayat Al Quran pada surat ke-31: Lukman ayat 13, dijelaskan disana mengenai dosa mempersekutukan Allah/Syirik. Apa itu Syirik dan mengapa Allah membenci pekerjaan syirik ?
Mari kita memahaminya dengan menjawab apa pengertian dari syirik.

Pengertian syirik adalah meyakini ada yang memiliki kekuasaan dan keagungan yang sebanding dengan Allah. Syirik memiliki pengertian juga "berselingkuh" terhadap Allah.

MACAM-MACAM SYIRIK:

A. Syirik Akbar (Paling besar dosanya)
1) Syirik Do'a
(Q.S. 39: Az Zumar: 3)
Artinya : Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Pemahaman akan syirik do'a adalah memohon kepada selain Allah atau memohon melalui perantara orang yang sudah wafat.

2) Syirik dalam Perbuatan
(Q.S. 9: At Taubah: 31)
Artinya : Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Merupakan perbuatan mengamalkan penyembahan kepada selain Allah.

3) Syirik Niat

(Q.S. 11: Huud: 15-16)

Artinya: Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (15) Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.

Merupakan perbuatan yang 100% niatnya bukan karena Allah.

4) Syirik Mahabbah
(Q.S. 9: At Taubah : 24)
Artinya: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Adalah mencintai sesuatu objek melebihi cintanya kepada Allah.

B. Syirik Asghor

Merupakan penyertaan sesuatu selain Allah pada saat beribadah kepada Allah, misalnya: melakukan sholat karena riya (kecenderungan untuk dipuji/pamer), mengeluarkan infaq karena ingin disebut dermawan, dll. Bentuk taubat adalah dengan mengucapkan Istigfar.

C. Syirik Khofi

Merupakan syirik yang tersembunyi dalam kehendak hati, ucapan lisan, lintasan pikiran berupa penyerupaan Allah dengan makhluk. Terkadang pelakunya sendiri kurang menyadarinya. Bentuk taubat adalah dengan melakukan amal sholeh.

BENTUK-BENTUK SYIRIK :

a. Sihir

  1. Kata sihir dalam bahasa Arab digunakan untuk sesuatu yang tersembunyi dan sangat halus. Dikatakan seperti itu karena biasaya pekerjaan sihir dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan efek yang berpengaruh secara halus.
  2. Allah swt. menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam firman-Nya : "..Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul." (Q.S. 113: Al Falaq: 4). Maksudnya, wanita-wanita tukang yang meniup buhul-buhul tali untuk menyihir orang lain.
  3. Sihir digolongkan syirik karena ia terjadi dengan pertolongan setan. Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang membuat buhul tali, kemudian meniupnya, maka ia telah menyihir, dan siapa yang menyihir, maka ia telah menjadi musyrik."(H.R. An Nasa'i)

b. Ramalan

Ramalan memiliki pengertian memprediksi/memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Ditinjau dari jenisnya, ada tiga macam ramalan:
1. Ramalan Ilmiah
Adalah prediksi ilmuwan berdasarkan fakta dan data yang bisa dipertanggungjawabkan dengan IPTEK
2. Ramalan Wahyu
Adalah prediksi Nabi yang dibimbing dengan wahyu.
3. Ramalan Mistik (Q.S. 31: Lukman : 34) (Q.S. 72: Jin: 6)
Adalah prediksi manusia berdasarkan informasi jin, Misalnya ramalan tentang jodoh, kematian, dll. Sedangkan perkara tersebut merupakan urusan Allah karena hanya Allah yang Maha Tahu. Ramalan Mistik hukumnya syirik karena melibatkan jin. Sedangkan kita dilarang untuk meminta pertolongan selain kepada Allah.
Bagaimana hukumnya orang yang mendatangi dukun/paranormal/peramal?
Menurut Imam Ahmad, pelakunya dinyatakan kafir dengan tingkatan kafir kecil, sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Siapa yang mendatangi seorang dukun peramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, kemudia ia percaya pada yang ia katakan, maka sholatnya tidak diterima selama empat puluh hari." (H.R. Imam Muslim)

c. Nusyroh

Ibnul Atsir berkata: Nusyarh adalah semacam pengobatan yang dilakukan terhadap yang diduga kemasukan jin. Pendapat lain menyebutkan bahwa nusyroh adalah mengeluarkan sihir dari orang yang terkena sihir.
Ada dua macam nusyroh:

  1. Mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir dengan sihir yang sama. Ini hukumnya haram sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram."(Al-Albani, Silsilat al-ahadistu al-shahihah Vol. IV, hal. 173)
  2. Mengeluarkan sihir dari seseorang dengan doa dan ibadah yang diperbolehkan (Nusyroh Syar'i) dan terdapat dalam Al Quran dan Sunah. Ini hukumnya mubah atau boleh.

d. Tanjim

  1. Tanjim artinya upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang dan biasa disebut ramalan bintang (zodiak). Jenis peramalan seperti ini hukumnya haram sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Barangsiapa yang mengambil pancaran sinar dari sekumpulan bintang dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi, maka sungguh ia telah mengambil pancaran sinar dari sekumpulan sihir." (H.R. Abu Daud)
  2. Kalimat "..dan menjadikannya sebagai dasar ramalan peristiwa gaib di bumi.." menggambarkan bahwa kalau bintang-bintang itu dijadikan isyarat untuk meramalkan hal-hal gaib seperti kematian, jodoh, rezeki dll., hukumnya haram. Berbeda hukumnya jika dijadikan untuk memprediksi cuaca atau posisi bumi (navigasi/petunjuk arah), maka hal ini diperbolehkan.

e. Tiyaroh 

At-Thiyarah dalam bahasa Arab berarti tumbuhnya jiwa pesimis atau optimis karena ada tanda-tanda tertentu atau menjadikan tanda-tanda tertentu sebagai isyarat akan terjadinya sesuatu.Sebagai contoh : kehadiran kupu-kupu di rumah diyakini akan kehadiran tamu, dll. 
Rasulullah saw. bersabda: "Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik." (H.R. Abu Daud).

f. Tama'im

Memiliki pengertian menjadikan sesuatu sebagai penolak bala/madzarat atau daya tarik. Pada masa Jahiliah orangtua biasanya mengalungkan sesuatu pada anak-anaknya untuk menolak sihir. Hukum memakai jimat ini adalah syirik sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Sesungguhnya jampi, jimat, dan mantera-mantera adalah syirik." (H.R. Ibnu Majah)

Sebagai seorang muslim kita harus menjauhkan diri dari perbuatan syirik karena dosanya termasuk dosa besar dan hanya dapat diampuni dengan cara bertaubat kepada Allah swt. dan tidak mengulangi perbuatan tersebut. Wallahu A'lam Bishawab.


Akhirussalam wabillahi taufik wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.

Tuesday, May 17, 2016

NASEHAT LUKMAN KEPADA ANAKNYA


Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.


Mendidik seorang anak agar menjadi anak yang sholeh adalah kewajiban orangtua. Seperti yang dicontohkan oleh Nabi Lukman ketika mendidik anaknya yang selalu memanggil anaknya dengan panggilan "Ya Bunayya" (panggilan yang menggambarkan Cinta yang mendalam) dan "Ya'idzuhu" (Berkata/nasehat dengan cinta yang mendalam) ketika memberikan nasehat kepada anaknya.

Ada beberapa nasehat Nabi Lukman kepada anaknya yang patut kita contoh dalam mendidik anak, diantaranya :

1. Jangan berbuat Syirik


Perbuatan syirik (menyekutukan / men-dua-kan Allah), adalah meyakini ada dzat yang setingkat dengan Allah. Secara sederhana sebagai contoh ketika kita dalam menghadapi suatu masalah, kita sangat mengharapkan pertolongan kepada selain Allah (misal: datang/percaya kepada paranormal, dll).
(Q.S. 31: Lukman :13)
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
(Q.S. 10: Yunus: 18)
Artinya : Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)
.
(Q.S. 5: Al Maidah : 72)
Artinya : Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

2. Berbuat baik dan bersyukur (berterima kasih) kepada kedua Orangtua


(Q.S. 31: Lukman : 14)
(Q.S. 31: Lukman : 15)
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15)
Berbuat baik dan bersyukur (terima kasih) kepada kedua orang tua dapat dilakukan dengan 3 cara:
  1. Dengan Hati (Menyadari akan jasa-jasa kedua Orangtua)
  2. Dengan Lisan (Tidak menyakitinya dengan kata-kata)
  3. Dengan Perbuatan (Melakukan hal-hal yang diridhoinya, menyenangkan dan meringankan beban orangtua, kecuali untuk hal yang berbau syirik
Cara berbakti kepada kedua Orangtua yang sudah meninggal :
  1. Mendoakannya
  2. Meneruskan kebiasaan baiknya
  3. Mewujudkan niat/janji/cita-citanya yang baik
  4. Bersilaturahmi dengan keluarga serta sahabat-sahabatnya.

3. Yakini bahwa Allah swt. Maha Mengetahui sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan


Dengan menanamkan jiwa muroqobah (merasa diawasi) akan menimbulkan perasaan enggan untuk melakukan perbuatan dosa karena mengetahui ada Allah yang selalu melihat. 
(Q.S. 31: Lukman : 16)
Artinya : (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. 6: Al An'aam : 59)

Artinya : Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
(Q.S. 36: Yaasin :65)
Artinya : Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.


4. Dirikanlah Sholat

(Q.S. 31: Lukman :17)
Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
(Q.S. 29: Al Ankabuut : 45)
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. 70: Al Ma'aarij: 19)
Artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
(Q.S. 70: Al Ma'aarij: 20)

Artinya : Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
(Q.S. 70: Al Ma'aarij: 21)
Artinya : dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,
(Q.S. 70: Al Ma'aarij: 22)
Artinya : kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
(Q.S. 70: Al Ma'aarij: 23)
Artinya : yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,

Dengan mendirikan sholat yang khusyu/konsentrasi saat membaca do'a-do'a dalam sholat, artinya penuh dengan pemahaman dan penghayatan, akan mempengaruhi sikap dan perilaku.

5. Berlakulah Amar Ma'ruf nahi Munkar


Seorang anak sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan serta menjauhi perbuatan yang mungkar. 
(Q.S. 31: Lukman :17)
Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
(Q.S. 16: An Nahl: 125)
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.


6. Sabar dalam menghadapi Ujian


(Q.S. 31: Lukman :17)
Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Berbagai macam ujian :
  1. Ujian dalam menjalankan ketaatan/Ibadah
  2. Ujian dalam menyampaikan kebenaran/Dakwah
  3. Ujian dalam menjauhi kemaksiatan/nafsu-nafsu buruk
  4. Ujian duniawi
  5. Ujian dalam menghadapi berbagai karakter manusia/pergaulan

7. Menanamkan sikap Rendah Hati / Tidak sombong, serta Ramah terhadap Oranglain


(Q.S. 31: Lukman: 18)
Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Menanamkan sikap rendah hati serta ramah tamah kepada anak merupakan hal yang penting sehingga seorang anak memiliki kepribadian seorang muslim yang baik. Sikap tersebut mampu melindungi anak dari 3 (tiga) hal pencetus kesombongan ketika memilikinya, yakni:
  1. Ilmu yang luas/kecerdasan
  2. Kekayaan/harta
  3. Kekuasaan/jabatan

8. Hidup bersahaja (tidak berlebih-lebihan) sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.


Membiasakan anak untuk tetap hidup bersahaja (sederhana) meskipun memiliki kelebihan dalam harta akan menjauhkan anak dari sikap hidup yang boros, sombong dan kurangnya rasa syukur kepada Allah.
(Q.S. 31: Lukman; 19)
Artinya : Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.


Akhirussalam wabillahi taufik wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.

Saturday, May 7, 2016

Metode Pendidikan kepada Anak


Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.


(Q.S. 4 : An Nisaa': 9)
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Pada dasarnya landasan mendidik anak secara islami ada 2 langkah, yaitu :

1. Menanamkan nilai-nilai Tauhid & jiwa Syukur kepada Allah swt (indikator kesholehan)
(Q.S. 31 : Lukman : 12)
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

2. Mengasah multi kecerdasan anak (indikator kecerdasan)
Melatih dan mengasah multi kecerdasan anak akan membantu sang anak untuk menangkap nilai-nilai kebesaran Allah swt dan ciptaan-Nya.

Dengan landasan pendidikan dasar ini Insya Allah, akan mempermudah kita dalam mendidik anak secara islami. Di dalam tulisan lainnya akan diterangkan bagaimana pendidikan anak secara islami dengan topik yang fokus kepada cara-cara mendidik.

Akhirussalam wabillahi taufik wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.

Wednesday, May 4, 2016

Bersyukur atas Nikmat Allah



Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.


(Q.S. 55: Ar Rahman : 13)
Artinya : Maka nikmat Tuhan kamu manakan yang kamu dustakan?

Keluh-kesah atas segala cobaan yang sedang dihadapi membuat kita lupa akan besarnya nikmat yang Allah Ta'ala berikan kepada kita. Bersyukurlah atas segala nikmat-Nya, begitu besar rasa kasih sayang-Nya kepada umat manusia. Penulis begitu tersentuh dan menangis melihat tayangan pada video youtube yang disematkan dari blog milik Ust. Yusuf Mansur.


Akhirussalam wabillahi taufik wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.

PRINSIP PENDIDIKAN ISLAMI




Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.


(Q.S. 4: An Nisaa' : 9)
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

KEDUDUKAN ANAK DALAM AL QURAN

1. Anak sebagai Zinatun (Perhiasan atau keindahan yang bersifat sementara/cepat bosan)

(Q.S. 18 : Al Kahfi : 46)
Artinya : Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

(Q.S. 3 : Ali Imran : 14)
Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

2. Anak sebagai Fitnatun (Sumber Ujian/Cobaan)

(Q.S. 8: Al Anfaal : 28)
Artinya : Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
(Q.S. 64: At Thaghaabuun : 15)
Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

3. Anak sebagai Qurrata a'yun (Penyejuk Hati)

(Q.S. 25: Al Furqon : 74)
Artnya : Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENDIDIKAN ANAK

1. Mulai dari Rumah yang Sholeh

4 Pilar atau Ciri dari rumah yang sholeh:
  1. Agama menjadi pondasi
  2. Keteladanan
  3. Cinta sebagai atapnya
  4. Dipercantik dengan Jiwa Syukur dan Sabar

2. Jangan Pernah Lelah untuk Berdo'a

Hal ini seperti yang dicontohkan oleh Nabiyullah Zakariya dan Ibrahim A.S. :
(Q.S. 3: Ali Imran :38)
Artinya : Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".


(Q.S. 14: Ibrahim : 40-41)
Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (Q.S. 14: Ibrahim : 40-41)

3. Carikan Lingkungan yang Kondusif (Sholeh)

(Q.S. 26: As Syu'araa' : 83)
Artinya : (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,

4.  Berikanlah Nafkah yang Halal dan Toyyib

(Q.S. 2: Al Baqarah : 168)
Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

5. Biasakanlah agar Anak Melaksanakan Ritual Keagamaan

6. Bersikap Demokratis

(Q.S. 37 : Asy Shaaffaat : 102)
Artinya : Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Tulisan ini disadur dari buku Agenda Percikan Iman Community: Mengenal Islam yang ditulis oleh Ust. Aam Amiruddin, M.Si. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri.

Akhirussalam wabillahi taufik wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.

Sunday, May 1, 2016

KARAKTER AJARAN ISLAM




Assalamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin washolatu wassalamu alla asrofil ambiyai mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Ama bagd.

Kali ini penulis akan sedikit membahas mengenai bagaimana karakter ajaran agama Islam dan apa saja yang diajarkan didalam agama islam, berikut ini poin-point ajaran agama islam yang terdapat di dalam Al-Quran:

1.  Agama yang paling terjaga keasliannya (Authentic)

(Q.S. 39 : Az-Zumar: 2)
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

(Q.S. 39: Az-Zumar : 3)
Artinya: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
(Q.S. 11: Huud : 14)

Artinya: Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?

(Q.S. 30: Ar-Ruum : 30)
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

2. Agama yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan hikmah

(Q.S. 43: Az Zukhruf : 4)
Artinya: Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.

(Q.S. 36: Yaasin : 1)
Artinya: Yaa siin.
(Q.S. 36: Yaasin : 2)
Artinya: Demi Al Quran yang penuh hikmah.

3. Agama yang menyatakan Hukum dan Akhlaq secara bersamaan

  • Hukum (Terukur) : Sholat, Zakat, Puasa, Haji, dll
  • Akhlaq (tidak terukur/urusan hati): Ikhlas, Ridho, Rendah Hati, Sabar, dll.
(Q.S. 4: An Nisaa' :36)
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
(Q.S. 4: An Nisaa' : 105)
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,
(Q.S. 4 : An Nisaa' : 106)
Artinya : dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

4. Agama yang menanamkan Kesucian Lahir dan Batin

(Q.S. 9 : At Taubah : 108)
Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

(Q.S. 2 : Al Baqarah : 222)
Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

5. Agama yang mengajarkan Ilmu dan Amal

(Q.S. 2 : Al Baqarah : 44)
Artinya : Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?

6. Agama yang mengajarkan Dzikir dan Fikir

(Q.S. 9 : At Taubah : 122)
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

(Q.S. 3 : Ali Imran : 190-192)
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Q.S. 3 : Ali Imran : 190-192)

7. Agama yang mengajarkan Kerja Keras & Optimisme (Ekspektasi /harapan)

(Q.S. 9 : At Taubah : 105)
Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

(Q.S. 46 : Al Ahqaaf : 19)
Artinya : Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
(Q.S. 4 : An Nisaa' : 123-125)
Artinya : (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (Q.S. 4 : An Nisaa' : 123-125)

8. Agama yang mengajarkan Perjuangan (Ikhtiar) & Do'a

(Q.S. 73 : Al Muzzammil : 20)
Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

9.  Agama yang mengajarkan Dakwah dengan Landasan Cinta

(Q.S. 16 : An Nahl : 125)
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(Q.S. 12 : Yusuf : 108)
Artinya : Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

10. Agama yang mengajarkan Kemuliaan dan Kasih sayang

(Q.S. 9 : At Taubah : 128)
Artinya : Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

(Q.S. 49 : Al Hujurat : 10)
Artinya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

11. Agama yang mengajarkan Kekuatan dan Tanggung-jawab

(Q.S. 28 : Al Qashash : 26)
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

12. Agama yang mengajarkan kekuatan/kekuasaan yang berorientasi kepada Allah

(Q.S. 9 : At Taubah : 111)
Artinya : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

(Q.S. 3 : Ali Imran : 79)
Artinya : Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Tulisan ini disadur dari buku Agenda Percikan Iman Community: Mengenal Islam yang ditulis oleh Ust. Aam Amiruddin, M.Si. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. 

Akhirussalam wabillahi taufik wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamu alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.